Pertama, Pak Warta menjelaskan tentang padat jadi cair. Jadi, misalnya, kalau kita memasukkan es batu ke panci, atau wajan, lama kelama es batunya jadi mencair. Proses ini disebut mencair. Lalu, Pak Warta menjelaskan cair jadi padat. Misalnya kalau kita masukkan air ke kulkas, maka airnya akan terlalu lama dibiarkan di kulkas dan jadi beku seperti es batu. Hal ini disebut membeku, kata Pak Warta.
Lalu, proses padat jadi gas. Misalnya, kalau kita punya sebuah kapur. Setelah cukup lama diletakkan di tempat terbuka, lama-lama kapurnya mengecil dan menjadi gas. Hal ini disebut menyublim. Sekarang dari cair ke gas. Hal ini terjadi ketika ibu kita memasak nasi di Rice Cooker. Setelah berjam-jam, ada asap-asap di Rice Cooker tersebut. Kemudian, kita mengarahkan tangan kita ke dekat asap itu. Maka, tangan kita akan basah. Hal ini disebut menguap.
Sudah. Itu saja. Setelah menjelaskan cukup banyak, Pak Warta memberi kami sebuah soal. "Apa yang terjadi jika air dipanaskan di dalam panci?" tanya Pak Warta. Salah satu teman laki-lakiku, Alvian namanya, menjawab, "Air hangat!" Pak Warta bilang, "Lho, lho, kok air hangat? Ayo, siap yang bisa jawab?" Salah satu teman perempuanku, Carissa namanya, menjawab, "Air hangat, Pak!" Pak Warta merasa anak-anak kewalahan menjawabnya. "Kok, air hangat, sih? Ah, begini, begini. Yang terjadi jika air hangat dipanaskan di dalam panci adalah mencair. Tadi, kan Pak Warta sudah bilang, kalau air yang dipanaskan jadi cair. Kamu tidak mendengarkan," katanya menerangkan. Aku malah cekikikan karena ternyata jawaban temanku salah.
Aku tadinya mau menjawab jadi cair, tapi keburu temanku yang menjawab air hangat. Lucu, kan? Benar-benar kejadian yang lucu dan tak terlupakan.