Dahulu kala, ada sebuah kerajaan
yang dipimpin oleh seorang raja bernama Arman. Istrinya sudah lama meninggal.
Raja Arman mempunyai dua anak bernama Pangeran Roni dan Pangeran Rajendra yang
telah memimpin dua daerah, yaitu dataran rendah dan dataran tinggi. Mereka
hidup tenang di kerajaan tersebut.
Pangeran Roni merupakan seorang
pangeran yang tampan, cerdas, dan ramah. Dia diperintah ayahnya untuk memimpin
daerah daratan rendah. Dia selalu membagi makanan dengan adil kepada rakyatnya.
Jasanya sangat dibutuhkan oleh orang. Berbeda dengan Pangeran Rajendra,
adiknya. Pangeran Rajendra, yang memimpin dataran tinggi, malah bersikap
seenaknya. Dia malah membiarkan rakyatnya berbuat semau mereka. Saat ditugaskan
memberi makanan, Pangeran Rajendra malah memberikannya untuk orang kaya saja,
bukannya juga untuk orang miskin. Akibat hal inilah, Pangeran Rajendra tidak
disukai oleh orang-orang bawahannya.
Pangeran Roni selalu menasehatinya
tentang perilaku adil yang sangat dibutuhkan oleh rakyat. Tetapi Pangeran
Rajendra malah tidak mau mendengarkan nasehat kakaknya. Dia malah diam saja.
“Ini daerah kepemimpinanku sendiri.
Akulah yang berhak untuk memerintah orang-orang bawahanku sendiri. Kenapa Kakak
yang ikut campur?” kata Pangeran Rajendra suatu hari.
Pangeran Roni sedih mendengar
jawaban dari adiknya. Dia berharap suatu hari nanti adiknya akan mengetahui
akibat karena tidak mendengarkan kata-katanya.
Suatu hari, Raja Arman mengumumkan
bahwa akan kedatangan seorang putri dari negeri asing. Putri itu bernama Putri Kelly.
Dia datang untuk mencari lelaki yang hebat dan pantas dinikahinya. Maka dari
itu, Raja Arman menyuruh dua putranya untuk mempersiapkan kedatangan Putri
Kelly. Mereka harus membawa rakyat mereka untuk dijadikan sanksi perbuatan
mereka. Tak perlu lama-lama, Pangeran Roni segera mengumpulkan tiga orang untuk
mewakili rakyatnya. Pangeran Roni juga tetap berperilaku baik terhadap
rakyatnya.
Pangeran Rajendra juga mengumpulkan
tiga orang, tetapi caranya berbeda. Pertama-tama dia meminta tiga orang itu
mengakui kebaikan hatinya. Karena mereka menolak, Pangeran Rajendra pun
menyogok mereka dengan uang yang sangat banyak. Karena tiga orang tersebut
tetap menolak, Pangeran Rajendra langsung marah dan mengancam siapa pun yang
menolak akan dihukum mati. Maka tiga orang tersebut terpaksa menurut. Setelah
semua beres, Pangeran Rajendra langsung pura-pura berbuat baik sehingga ayahnya
tidak curiga. Orang-orangnya hanya bisa pasrah menuruti kemauannya.
Hari yang dinantikan pun tiba.
Putri Kelly pun datang dengan dikawal oleh prajurit-prajuritnya. Raja Arman
mengadakan pesta makan siang yang meriah. Semua berjalan lancar, hingga
kemudian Raja Arman memanggil putranya dan juga perwakilan rakyat mereka. Putri
ditempatkan di kursi yang bagus dan siap menerima kedua pangeran tersebut.
Pangeran Roni diminta maju terlebih
dahulu. Tiga orang di belakangnya pun hormat di hadapan Putri dan mulailah
mereka memberikan kesan-kesan mereka terhadap Pangeran Roni.
“Dia adalah seseorang yang ramah
dan penuh kasih sayang. Saat kami, rakyatnya, kehabisan bahan makanan, dengan
adil dia membagikan makanan dan juga uang yang cukup untuk kami semua. Kami
senang dipimpin olehnya,” ujar nelayan, orang Pangeran Roni.
“Pangeran Roni sangat bijaksana
mengatur keuangan daerah. Dia juga tidak pernah membiarkan rakyatnya kelaparan,
hingga kami pun hidup berkecukupan,” tambah pedagang, teman si nelayan.
“Ya, saya juga senang Pangeran Roni
memimpin daerah kami,” seorang tukang kayu menambahi.
Putri Kelly pun mengangguk-angguk. Setelah
itu, Putri menunjuk ke arah tiga orang yang dipilih Pangeran Rajendra, yaitu
seorang petani, pendaki gunung, dan juga seorang peternak sapi. Pangeran
Rajendra pun tersenyum ke arah Putri dan mempersilakan tiga orangnya untuk maju
ke depan.
“Tuan Putri, Pangeran Rajendra
selalu menyiksa kami. Tadi dia mencoba menyogok kami dengan uang banyak agar
kami mau mengakui kebaikan-kebaikan hatinya di hadapan Putri. Kami ingin
menolak, tetapi dia malah mengancam akan menghukum mati kami,” ujar si pendaki
gunung.
“Benar, Putri. Saat kami,
rakyatnya, kelaparan, dia bukannya membagi sama rata, malah mengumpulkan
orang-orang kaya di daerah kami untuk dibagi-bagikan kepada mereka,” si petani
menambahi.
“Ya. Pangeran Rajendra terlalu
rakus untuk kami,” si peternak menutup pembicaraan.
Semua terkejut dengan cerita itu.
Bahkan Pangeran Roni pun ikut terkejut. Pangeran Rajendra hanya berusaha
menahan amarah dalam dirinya. Dia berniat untuk membalas perlakuan mereka.
“Apa yang kamu lakukan terhadap
rakyatmu itu sungguh memalukan, Rajendra,” kata Putri Kelly sambil menoleh ke
arah Pangeran Rajendra. “Kamu tahu, aku mencari suami yang baik, dan siap
memegang pimpinan yang besar. Dan kalau kamu seperti itu sikapnya, kenapa kamu
malah mencalonkan dirimu menjadi suamiku?”
“Maaf… maafkan hamba, Tuan Putri,”
Pangeran Rajendra menunduk malu.
“Apa yang kamu perbuat itu harus
dibalas dengan hukuman,” Putri menambahi. “Raja Arman, sebaiknya Anda menjadikan
anak bungsu Anda menjadi kepala di salah satu daerah. Jabatannya sebagai pemimpin
diturunkan. Pangeran Roni, apakah kamu bersedia menjadi suamiku?”
“Oh, ya,” Pangeran Roni tersenyum
dan mengangguk.
Beberapa hari kemudian, Pangeran
Roni dan Putri Kelly mendapat restu untuk menikah. Sesudah itu, mereka
dinobatkan menjadi raja dan ratu pengganti Raja Arman. Pangeran Rajendra sangat
menyesal telah memperlakukan rakyatnya dengan tidak adil. Ketika Raja Arman
meninggal, Pangeran Roni dan Putri Kelly yang menggantikannya. Mereka juga
dikaruniai banyak anak. Semua ini berkat kebaikan hatinya terhadap rakyat. Karena
dipimpin oleh Raja Roni, rakyat pun hidup sejahtera.