Pangeran Roni dan Pangeran Rajendra - Blog Pribadi Kiara

Pangeran Roni dan Pangeran Rajendra

Pangeran Roni dan Pangeran Rajendra




Dahulu kala, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Arman. Istrinya sudah lama meninggal. Raja Arman mempunyai dua anak bernama Pangeran Roni dan Pangeran Rajendra yang telah memimpin dua daerah, yaitu dataran rendah dan dataran tinggi. Mereka hidup tenang di kerajaan tersebut.

Pangeran Roni merupakan seorang pangeran yang tampan, cerdas, dan ramah. Dia diperintah ayahnya untuk memimpin daerah daratan rendah. Dia selalu membagi makanan dengan adil kepada rakyatnya. Jasanya sangat dibutuhkan oleh orang. Berbeda dengan Pangeran Rajendra, adiknya. Pangeran Rajendra, yang memimpin dataran tinggi, malah bersikap seenaknya. Dia malah membiarkan rakyatnya berbuat semau mereka. Saat ditugaskan memberi makanan, Pangeran Rajendra malah memberikannya untuk orang kaya saja, bukannya juga untuk orang miskin. Akibat hal inilah, Pangeran Rajendra tidak disukai oleh orang-orang bawahannya.

Pangeran Roni selalu menasehatinya tentang perilaku adil yang sangat dibutuhkan oleh rakyat. Tetapi Pangeran Rajendra malah tidak mau mendengarkan nasehat kakaknya. Dia malah diam saja.

“Ini daerah kepemimpinanku sendiri. Akulah yang berhak untuk memerintah orang-orang bawahanku sendiri. Kenapa Kakak yang ikut campur?” kata Pangeran Rajendra suatu hari.

Pangeran Roni sedih mendengar jawaban dari adiknya. Dia berharap suatu hari nanti adiknya akan mengetahui akibat karena tidak mendengarkan kata-katanya.

Suatu hari, Raja Arman mengumumkan bahwa akan kedatangan seorang putri dari negeri asing. Putri itu bernama Putri Kelly. Dia datang untuk mencari lelaki yang hebat dan pantas dinikahinya. Maka dari itu, Raja Arman menyuruh dua putranya untuk mempersiapkan kedatangan Putri Kelly. Mereka harus membawa rakyat mereka untuk dijadikan sanksi perbuatan mereka. Tak perlu lama-lama, Pangeran Roni segera mengumpulkan tiga orang untuk mewakili rakyatnya. Pangeran Roni juga tetap berperilaku baik terhadap rakyatnya.

Pangeran Rajendra juga mengumpulkan tiga orang, tetapi caranya berbeda. Pertama-tama dia meminta tiga orang itu mengakui kebaikan hatinya. Karena mereka menolak, Pangeran Rajendra pun menyogok mereka dengan uang yang sangat banyak. Karena tiga orang tersebut tetap menolak, Pangeran Rajendra langsung marah dan mengancam siapa pun yang menolak akan dihukum mati. Maka tiga orang tersebut terpaksa menurut. Setelah semua beres, Pangeran Rajendra langsung pura-pura berbuat baik sehingga ayahnya tidak curiga. Orang-orangnya hanya bisa pasrah menuruti kemauannya.

Hari yang dinantikan pun tiba. Putri Kelly pun datang dengan dikawal oleh prajurit-prajuritnya. Raja Arman mengadakan pesta makan siang yang meriah. Semua berjalan lancar, hingga kemudian Raja Arman memanggil putranya dan juga perwakilan rakyat mereka. Putri ditempatkan di kursi yang bagus dan siap menerima kedua pangeran tersebut.

Pangeran Roni diminta maju terlebih dahulu. Tiga orang di belakangnya pun hormat di hadapan Putri dan mulailah mereka memberikan kesan-kesan mereka terhadap Pangeran Roni.

“Dia adalah seseorang yang ramah dan penuh kasih sayang. Saat kami, rakyatnya, kehabisan bahan makanan, dengan adil dia membagikan makanan dan juga uang yang cukup untuk kami semua. Kami senang dipimpin olehnya,” ujar nelayan, orang Pangeran Roni.

“Pangeran Roni sangat bijaksana mengatur keuangan daerah. Dia juga tidak pernah membiarkan rakyatnya kelaparan, hingga kami pun hidup berkecukupan,” tambah pedagang, teman si nelayan.

“Ya, saya juga senang Pangeran Roni memimpin daerah kami,” seorang tukang kayu menambahi.

Putri Kelly pun mengangguk-angguk. Setelah itu, Putri menunjuk ke arah tiga orang yang dipilih Pangeran Rajendra, yaitu seorang petani, pendaki gunung, dan juga seorang peternak sapi. Pangeran Rajendra pun tersenyum ke arah Putri dan mempersilakan tiga orangnya untuk maju ke depan.

“Tuan Putri, Pangeran Rajendra selalu menyiksa kami. Tadi dia mencoba menyogok kami dengan uang banyak agar kami mau mengakui kebaikan-kebaikan hatinya di hadapan Putri. Kami ingin menolak, tetapi dia malah mengancam akan menghukum mati kami,” ujar si pendaki gunung.

“Benar, Putri. Saat kami, rakyatnya, kelaparan, dia bukannya membagi sama rata, malah mengumpulkan orang-orang kaya di daerah kami untuk dibagi-bagikan kepada mereka,” si petani menambahi.

“Ya. Pangeran Rajendra terlalu rakus untuk kami,” si peternak menutup pembicaraan.

Semua terkejut dengan cerita itu. Bahkan Pangeran Roni pun ikut terkejut. Pangeran Rajendra hanya berusaha menahan amarah dalam dirinya. Dia berniat untuk membalas perlakuan mereka.

“Apa yang kamu lakukan terhadap rakyatmu itu sungguh memalukan, Rajendra,” kata Putri Kelly sambil menoleh ke arah Pangeran Rajendra. “Kamu tahu, aku mencari suami yang baik, dan siap memegang pimpinan yang besar. Dan kalau kamu seperti itu sikapnya, kenapa kamu malah mencalonkan dirimu menjadi suamiku?”

“Maaf… maafkan hamba, Tuan Putri,” Pangeran Rajendra menunduk malu.

“Apa yang kamu perbuat itu harus dibalas dengan hukuman,” Putri menambahi. “Raja Arman, sebaiknya Anda menjadikan anak bungsu Anda menjadi kepala di salah satu daerah. Jabatannya sebagai pemimpin diturunkan. Pangeran Roni, apakah kamu bersedia menjadi suamiku?”

“Oh, ya,” Pangeran Roni tersenyum dan mengangguk.

Beberapa hari kemudian, Pangeran Roni dan Putri Kelly mendapat restu untuk menikah. Sesudah itu, mereka dinobatkan menjadi raja dan ratu pengganti Raja Arman. Pangeran Rajendra sangat menyesal telah memperlakukan rakyatnya dengan tidak adil. Ketika Raja Arman meninggal, Pangeran Roni dan Putri Kelly yang menggantikannya. Mereka juga dikaruniai banyak anak. Semua ini berkat kebaikan hatinya terhadap rakyat. Karena dipimpin oleh Raja Roni, rakyat pun hidup sejahtera.


 

 

Please write your comments